3. Cara Mengidentifikasi Welding Procedure Specification (WPS)


WPS adalah Spesifikasi Prosedur Pengelasan yang digunakan untuk acuan kerja seorang Juru Las (welder) dalam melaksanakan pekerjaan pengelasan WPS ini dibuat dan dikualifikasi/diuji dengan uji tak merusak (NDT) dan uji merusak (DT) sehingga sifat mekanikalnya sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh aturan yang ditetapkan (Code atau Rule). Di dalam pembuatannya, WPS ini dicatat sejak awal pelaksanaan sampai dengan hasil pengujiannya. Catatan ini disebut PQR (Catatan Kualifikasi Prosedur).

Welding Procedure Specification (WPS) adalah prosedur tertulis yang telah terkualifikasi yang disiapkan sebagai panduan untuk operator las dalam melakukan pengelasan yang memenuhi semua persyaratan standard maupun code. Welding Procedure Specification (WPS) merupakan standar wajib yang harus dipenuhi dalam proses pengelasan pada pengelolaan peralatan atau mesin-mesin industri yang berhubungan dengan pengelasan. Welding Procedure Specification wajib harus dipersiapkan sebelum dilakukannya proses pengelasan produk peralatan atau mesin-mesin industri tersebut yang antara lain adalah pressure vessel, heat exchanger, dan alat-alat lainnya.

Standard Code Pembuatan Welding Procedure Specification (WPS) ada beberapa macam antara lain:

a.  ASME IX, Digunakan pada boiler dan pressure vessel

b.  AWS D1.1, Digunakan pada struktural welding

c.   API 1104 , Digunakan pada pipe line

d.  EN288 (DIN), Digunakan pada metalic material

 

Dalam pembuatan sebuah WPS terdapat banyak variabel yang harus diketahui, agar saat pelaksanaan pengelasan hasil yang didapat sesuai dengan kriteria atau aceptance criteria yang telah ditentukan oleh Code.Variabel yang terdapat dalam WPS terbagi dalam tiga bagian yaitu Essential Variable, Supplement Essensial Variable dan Non Essensial Variable Anda dapat melihatnnya di ASME Section IX (9) QW-250-265.

a.  Essensial Variable

Pengertian Essensial Variable adalah jenis variabel atau parameter pengelasan yang wajib dilakukan saat pembuatan sebuah WPS, karena jika variabel ini dirubah akan membuat sifat mekaniknya juga berubah oleh karena itu harus dilakukan kualifikasi ulang jika variabel ini dirubah. Contoh Essensial Variable : P Number, F Number, A Number, Thickness atau ketebalan material, Proses pengelasan, PWHT.

b.  Supplement Essensial Variable

Pengertian Supplement Essensial Variable adalah merupakan variabel yang akan mempengaruhi hasil sambungan las jika dilakukan pengujian impact. Jadi variabel ini akan menjadi essential jika dalam pengujiannya dilakukan uji impact dan menjadi non essential jika tidak dilakukan uji impact. Contoh Supplement Essensial Variable : Group Number, Filler metal classification.

c.   Non Essensial Variable

Pengertian Non Essensial Variable adalah jenis variabel yang tidak mempengaruhi sifat mekanik dari sambungan lasan.Jadi variabel ini dirubah maka tidak perlu melakukan kualifikasi ulang atau membuat WPS baru. Contoh Non Essensial Variable : Tipe sambungan las atau bentuk groove, Backing, Lebar gap (root spacing), posisi pengelasan.

WPS dan PQR ini bila sudah lulus uji sesuai aturan yang ditetapkan akan di approve (disahkan) oleh Badan / Instansi yang Berwenang misalnya, Class (BKI, NK, BV, LR dsb), Depnaker, Migas dll. sehingga sah sebagai acuan kerja bagi welder dan hanya berlaku untuk Pabrik / Galangan pembuat WPS tersebut dalam melaksanakan produksinya Dalam pengujiannya meliputi : Uji tak merusak (NDT) yaitu : uji visual, uji ultrasonic (UT), uji radiorafi (X-ray / RT) dan Uji merusak (DT) yaitu : uji tarik (tensile test), uji lengkung (bending test), uji makro (macro etching), uji pukul (impact test). Pengujian ini tidak seluruhnya dilaksanakan, hanya yang disyaratkan oleh rule / code saja yang dilaksanakan Bila ada perubahan spesifikasi WPS yang esensial (variable esensial) maka harus dibuat WPS baru dan dikualifikasi ulang juga, adapun perubahan variable esensial tersebut al : proses las, material, desain sambungan, posisi, tebal material diluar range, AWS No of electrode.

Dalam membuat kualifikasi sebuah WPS dapat diikuti urutan kegiatan sebagai berikut

·     Pembuatan konsep WPS dan review konsep bila terjadi

· Pengelasan sebuah contoh uji berpedoman pada WPS yang direncanakan dengan memperhatikan ukuran Test Piece, menyiapkan mesin las yang telah terkalibrasi, penyiapan kawat las yang sesuai dengan logam induk, gas pelindung yang disesuaikan dengan proses, peralatan ukur dan peralatan pendukung lainnya serta menunjuk juru las yang berkualifikasi untuk melaksanakan pengelasan pada pembuatan WPS tersebut.

·  Melaksanakan pengujian, mengamati selama proses berlangsung dan mengevakuasi hasil pengujian.

Mendokumentasikan hasil pengujian pada catatan prosedur kualifikasi (Procedure Qualification Record ) atau PQR.

Komentar